Di dalam Seminar Integriti yang saya hadiri minggu lepas juga ada menceritakan sejarah khalifah Islam di zalam dahulu iaitu di zaman Saidina Umar bin Abdul Aziz.
Suatu hari datanglah seorang utusan dari salah satu daerah kepada beliau. Utusan itu sampai di depan pintu Umar bin Abdul Aziz dalam keadaan malam menjelang. Setelah mengetuk pintu seorang penjaga menyambutnya. Utusan itu pun mengatakan, “Beritahu Amirul Mukminin bahwa yang datang adalah utusan gabenornya.” Penjaga itu masuk untuk memberitahu Umar yang hampir saja berangkat tidur. Umar pun duduk dan berkata, “Izinkan dia masuk.”
Suatu hari datanglah seorang utusan dari salah satu daerah kepada beliau. Utusan itu sampai di depan pintu Umar bin Abdul Aziz dalam keadaan malam menjelang. Setelah mengetuk pintu seorang penjaga menyambutnya. Utusan itu pun mengatakan, “Beritahu Amirul Mukminin bahwa yang datang adalah utusan gabenornya.” Penjaga itu masuk untuk memberitahu Umar yang hampir saja berangkat tidur. Umar pun duduk dan berkata, “Izinkan dia masuk.”
Utusan itu masuk, dan Umar memerintahkan untuk menyalakan lilin yang besar.Umar bertanya kepada utusan tersebut tentang keadaan penduduk kota, dan kaum muslimin di sana, bagaimana perilaku gabenor, bagaimana harga-harga, bagaimana dengan anak-anak, orang-orang muhajirin dan anshar, para ibnu sabil, orang-orang miskin. Apakah hak mereka sudah ditunaikan? Apakah ada yang mengadukan?
Utusan itu pun menyampaikan segala yang diketahuinya tentang kota kepada Umar bin Abdul aziz. Tak ada sesuatu pun yang disembunyikannya.
Semua pertanyaan Umar dijawab lengkap oleh utusan itu. Ketika Semua pertanyaan Umar telah selesai dijawab semua, utusan itu pula bertanya kepada Umar.
Semua pertanyaan Umar dijawab lengkap oleh utusan itu. Ketika Semua pertanyaan Umar telah selesai dijawab semua, utusan itu pula bertanya kepada Umar.
“Ya Amirul Mukminin, bagaimana keadaanmu, dirimu, dan badanmu? Bagaimana keluargamu, seluruh pegawai dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu?
Umar pun kemudian dengan serta merta meniup lilin tersebut dan berkata, “Wahai pelayan, nyalakan lampu lain !”
Lalu dinyalakanlah sebuah lampu kecil yang hampir-hampir tidak boleh menerangi ruangan karena cahayanya yang teramat kecil.
Umar pun kemudian dengan serta merta meniup lilin tersebut dan berkata, “Wahai pelayan, nyalakan lampu lain !”
Lalu dinyalakanlah sebuah lampu kecil yang hampir-hampir tidak boleh menerangi ruangan karena cahayanya yang teramat kecil.
Umar melanjutkan perkataanya, “Sekarang bertanyalah apa yang kamu inginkan. ”Utusan itu bertanya tentang keadaannya. Umar memberitahukan tentang keadaan dirinya, anak-anaknya, isteri, dan keluarganya.
Rupanya utusan itu sangat tertarik dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh Umar, mematikan lilin. Dia bertanya, “Ya Amirul Mukminin, aku melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah aku melihatnya ” Umar bertanya, “Apa itu?”“Engkau mematikan lilin ketika aku menanyakan tentang keadaanmu dan keluargamu.”
Rupanya utusan itu sangat tertarik dengan perbuatan yang telah dilakukan oleh Umar, mematikan lilin. Dia bertanya, “Ya Amirul Mukminin, aku melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah aku melihatnya ” Umar bertanya, “Apa itu?”“Engkau mematikan lilin ketika aku menanyakan tentang keadaanmu dan keluargamu.”
Umar berkata, “Wahai hamba Allah, lilin yang kumatikan itu adalah harta Allah, harta kaum muslimin. Ketika aku bertanya kepadamu tentang urusan mereka maka lilin itu dinyalakan demi kemaslahatan mereka.
Tetapi apabila kamu menukarkan pertanyaan tentang keluarga dan keadaanku, maka aku pun mematikan lilin milik kaum muslimin.”
Tetapi apabila kamu menukarkan pertanyaan tentang keluarga dan keadaanku, maka aku pun mematikan lilin milik kaum muslimin.”
Demikianlah integriti seorang pemimpin Islam yang agung. Bolehkah kita mencontohinya...
Jangan pula apabila kita berada di pejabat tempat kita bertugas, semua peralatan pejabat kepunyaan kita... diguna pakai untuk semua urusan walaupun untuk urusan peribadi...
Jangan pula apabila kita berada di pejabat tempat kita bertugas, semua peralatan pejabat kepunyaan kita... diguna pakai untuk semua urusan walaupun untuk urusan peribadi...
.
Harap kat Mesdia akan ada pemimpin yang begitu.
ReplyDelete