Thursday, September 2, 2010

10 malam yang akhir - (2)

Berikut saya copykan satu artikel yang saya ambil dari satu laman web berkaitan 10 malam yang akhir untuk kita kongsikan bersama.

Amalan terbalik orang kita, 10 malam pertama bulan Ramadhan masjid dan surau penuh manakala pasaraya kosong tetapi di 10 malam terakhir Ramadhan, masjid dan surau lengang di pasaraya penuh. Ini berdasarkan pengalaman aku sendiri dan memang diakui oleh semua orang.


Sedangkan di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersembunyinya satu malam yang sungguh berkah yang dikatakan malam itu lebih baik dari seribu bulan. Umat Islam wajib percaya dan seharusnya di cari malam Lailatul Qadar pada malam-malam terakhri bulan Ramadhan bukannya malam-malam itu kita shopping maut untuk persediaan Hari Raya.

Ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

Ertinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkan di dalamnya al-Quran”. QS. al-Baqarah: 185
dan al-Quran diturunkan di bulan Ramadhan, dan Allah Ta’ala berfirman:

Ertinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkan al-Quran pada lailatul qadar”. QS. al-Qadar:1.


Jika dikumpulkan dua ayat ini maka akan menjadi sangat jelas bahwa lailatul qadar di bulan Ramadhan manakala hadis Nabi Muhammad SAW mengatakan malam Lailatul Qadar itu di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan .

Ini berdasarkan hadis berikut:
“Aisyah RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Bersungguh-sungguhlah mencari lailatul qadar di sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan”, di dalam riwayat Bukhari: “Sentiasa Rasulullah SAW beriktikaf di sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, beliau bersabda: “Bersungguh-sungguh untuk mencari lailatul qadar di sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. Di dalam riwayat Bukhari: “Carilah…”. HR. Bukhari, no. 2020 dan Muslim, no. 1196.

Lailatul Qadar lebih ditekankan adanya di malam-malam ganjil daripada malam genap:
Ini berdasarkan hadis berikut:
“Aisyah RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Bersungguh-sungguhlah mencari lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan”. HR. Bukhari dan Muslim

Tanda-tanda malam Lailatul Qadar

Malangnya ada di kalangan masyarakat kita pula mengisahkan cerita Lailatul Qadar yang tersilap yang boleh membawa kepada kurafat berkenaan tanda-tanda malam Lailatul Qadar diantaranya: pohon sujud, bangunan-bangunan tidur, air tawar berubah masin, anjing-anjing tidak menggonggong, dan beberapa tanda yang jelas batil dan rosak.

Ini kerana tidak adanya dalil baik dari al-Quran ataupun hadis yang mendukungnya.
Bagaimanakah tanda-tanda yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini ? Nabi Muhammad SAW pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, iaitu:

1. Udara dan suasana pagi yang tenangIbnu Abbas R.A berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya matahari terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)

2. Cahaya mentari lemah, cerah tidak terik pada keesokan harinyaDari Ubay bin Ka’ab RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar ” (HR Muslim)
1. Di pagi harinya, matahari terbit tidak memancarkan cahaya yang terik, Rasulullah SAW bersabda:
Ertinya: “Matahari terbit pada harinya tidak mempunyai sinar”. Hadits riwayat Muslim, no. 1762.
2. Malam yang cerah, tidak panas tidak juga dingin, Rasulullah SAW bersabda:
Ertinya: “Sesungguhnya aku diperlihatkan lalilatul Qadar kemudian dilupakan dariku dan ia ada di sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan) dan ia adalah malam yang baik dan cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan di dalamnya ada bulan purnama yang menerangi bintang-bintang, syaitan-syaitan tidak keluar sampai terbit fajar”. HR. Ibnu Khuzaimah, 3/330 dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam shahih Ibnu Khuzaimah, 3/330.
Ertinya: “Lailatul Qadar tidak panas tidak juga dingin matahari pagi harinya bersinar lemah kemerah-merahan”. HR. Ibnu Khuzaimah, 3/332 dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahih al-Jami’, no. 5351.


3. Malam yang terang, tidak panas, tidak sejuk, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor kepada syaitan), Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya tanda lailatul qadar bahwasanya adalah malam yang bersih cerah, seakan-akan di dalamnya bulan terang tenang, tidak panas tidak juga dingin, dan tidak boleh bintang dijatuhkan di dalamnya sampai pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah matahari pagi harinya terbit sejajar tidak mempunyai sinar seperti bulan pada malam purnama dan tidak halal bagi syaitan untuk keluar bersamaan dengannya pada malam itu”. HR. Ahmad, no. 22765.

Hendaknya memperbanyak membaca doa اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى pada Lailatul Qadar:
Hal ini berdasarkan sebuah riwayat dari Aisyah RA beliau bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Wahai Rasulullah, jika aku mahu berjumpa akan lailatul qadar, apakah yang aku baca?”, beliau bersabda: “Hendaknya kamu mengucapkan:
Ertinya: “Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf (dari kesalahan), mencintai maaf, maka maafkanlah aku (dari kesalahan-kesalahanku)”. HR Ibnu Majah, no. 3982.


4.Orang yang beribadat pada malam tersebut merasakan lazatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah tidak seperti malam-malam lainnya.
Wallahulam,

No comments:

Post a Comment